Senin, 27 Maret 2017

Tugas 1 Softskill Etika Bisnis


Nama   : Annisa Rizkita
NPM   : 11214402
Kelas   : 3EA30

1.        DEFINISI ETIKA
Menurut Ahli:
No.
Nama
Tahun
Keterangan
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
1998
·         Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
·         Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
·         Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.

2
Hamzah Yacub
2004
Pengertian Etika adalah ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
3
Dr. James J. Spillane SJ
1971
Etika memperhatikan atau mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan keputusan moral. Etika mengarah atau menghubungkan penggunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menentukan kebenaran atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain.
4
Asmaran
1992
Pengertian Etika adalah studi mengenai tingkah laku manusia, tidak hanya menentukan kebenaran-kebenarannya sebagaimana adanya, tetapi juga menyelidiki manfaat atau kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia.
5
WJS. Poerwadarminta
1953
Pengertian Etika, Etika adalah ilmu pengetahuan mengenai asas-asas akhlak (moral).
6
Soergarda Poerbakawatja
2000
Etika ialah filsafat mengenai nilai, kesusilaan, tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai, ia juga merupakan pengetahuan mengenai nilai-nilai itu sendiri.
7
Drs. O.P. Simorangkir
1993
Etika dapat diartikan sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai baik.
8
Drs. H. Burhanudin
1993
Etika merupakan cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
9
Drs. Sidi Gajabla
1993
Etika sebagai teori tentang tingkah laku, perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
10
Ahmad Amin
1977
Etika memiki arti ilmu pengetahuan yang menjelaskan arti baik atau buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat oleh manusia.
11
Maryani & Ludigdo
2006
Etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.

Menurut saya, etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia entah itu baik atau buruk, dimana masih dalam pola pikir manusia tanpa melanggar hukum dan adat istiadat yang ada.

2.        Teori etika
Berikut adalah teori etika menurut para ahli:
1.      Teori  Utilitarianisme
Menurut Bertens (2000 : 66) teori utilitarianisme adalah  suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal “the greatest happiness of the greatest numbers”. Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat. Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).
Paham utilitarianisme dapat dirngkas sebagai berikut :
·         Tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan atau hasilnya).
·         Dalam mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan.
·         Kesejahteraan setiap orang sama pentingnya

2.      Teori Hedonisme dan Egoisme
Menurut buku “Filsafat Moral”, Hedonisme merupakan salah satu teori etika yang paling tua, paling sederhana, paling kebenda-bendaan, dan dari abad ke abad selalu kita temukan. Untuk aliran ini, kesenangan (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup dan yang baik yang tertinggi. Kaum hedonis modern memilih kata kebahagiaan untuk kesenangan. Dalam kamus Collins Gem (1993)  hedonisme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup.
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Jadi menurut saya para penganut hedonisme ini adalah orang-orang yang menganggap bersenang-senang dan pesta-pora merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas.
Sedangkan Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah "egois". Dia tidak peduli apa dampak yang orang lain rasakan dari apa yang telah ia lakukan. Yang terpenting adalah kebahagiannya sendiri

3.      Teori Deontologi
Menurut Immanuel Kant (1724-1804) bahwa kewajiban itu sendiri, bukan karena keinginan untuk memperoleh tujuan kebahagiaan, bukan juga karena kewajiban moral itu di perintahkan oleh tuhan.
Menurut seorang filsufat Inggris abad ke-20, William David Ross (1877-1971) bahwa kewajiban itu selalu merupakan keawajiban prima facie (pada pandangan pertama) artinya suatu kewajiban untuk sementara, dan hanya berlaku sampai timbul kewajiban lebih penting lagi yang mengalahkan kewajiban pertama tadi.
4.      Teori Hak
Menurut Bertens (2000:72) dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau perilaku. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Maka, teori hak pun cocok diterapkan dengan suasana demokratis. Dalam arti, semua manusia dari berbagai lapisan kehidupan harus mendapat perlakuan yang sama. Seperti yang diungkapkan Immanuel Kant, bahwa manusia meruapakan suatu tujuan pada dirirnya (an end in itself). Karena itu manusia harus selalu dihormati sebagai suatu tujuan sendiri dan tidak pernah boleh diperlakukan semata-mata sebagai sarana demi tercapainya suatu tujuan lain. . Teori hak sebenarnya didsarkan atas asumsi bahwa manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang sama.
5.      Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori keutamaan menurut Bertens (2000:73) bahwa teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang tidak etis. Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan manusia hina.    
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Mereka yang selalu melakukan tingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina. Contoh sifat keutamaan, antara lain: kebijaksanaan merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya. Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri, sekalipun situasi mengizinkan. Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan (virtuous life).Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat utama yang perlu dimiliki antara lain: Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Kewajaran (fairness) adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair. Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis. Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik. Keuletan dalam berbisnis sangat diperlukan karena dalam berbisnis semua harus dilakukan dan di imbangin.

6.      Etika Teleologi
            Menurut DR. A. Sonny Keraf (1998:23) yaitu mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Misalnya, mencuri bagi etika teleologi tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan baik buruknya tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu.

3.        Jurnal mengenai Etika












4.        Kesimpulan:


1.   Secara parsial Dimensi praktik agama (syari’ah/ritual) berpengaruh positif dan signifikan terhadap etika berbisnis pada RM. Padang di Kota Malang.
2.      Secara parsial dimensi keyakinan (akidah/ideologi) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap etika berbisnis pada RM. Padang di Kota Malang.
3.      Secara parsial dimensi pengetahuan (ilmu/intelektual berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap etika berbisnis pada RM. Padang di Kota Malang.
4.      Secara parsial dimensi pengamalan (akhlaq/konsekuensial) berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap etika berbisnis pada RM. Padang di Kota Malang?
5.     Secara simultan dimensi praktik agama (syari’ah/ritual), dimensi keyakinan (akidah/ideologi), dimensi pengetahuan (ilmu/intelektual), dan dimensi pengamalan (akhlaq/konsekuensial) berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan terhadap etika berbisnis pada RM. Padang di Kota Malang.
6.      Dimensi pengamalan (akhlaq/konsekuensial) dari religiusitas yang paling berpengaruh secara dominan terhadap etika berbisnis pada RM. Padang di Kota Malang.


5.        Daftar Pustaka:

Bertens, K. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius
Bertens, K.2005. Etika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
DR. A. Sonny Keraf. 1998. Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius
Fauzan. 2013. “Pengaruh  Religiusitas Terhadap  Etika Berbisnis (Studi pada RM. Padang di Kota Malang)”. Jurnal Manajamen dan Kewirausahaan, VOL.15, NO. 1, Maret 2011: 53-64